Seperti angin yang meminta agar dilihat mata
Gerimis yang kau agungkan dalam sebiru rindumu
Mengajak kita menghayal, agar rindu berbentuk hingga bisa terbayang
Hari yang kau pandang ruas rindu dari jendela khayalmu
Terihat seperti kelinci berlari menggigit selembar bunga
Berarti kian kasih, duhai.. kasian aku..
Rindu ini, bukan lampu yang bisa ku khayalkan menjadi batu
tak perlu imajimu menggaris memberi batas
Sebab rindu itu lebih luas dari kertas
Lebih luas dari ruang
Lebih luas dari remang
Lebih luas dari semesta
Seluas hatimu yang berwarna
Meriah, padamkan kekal sunyi
Berbilah, Pecahkan gelas sepi
Cukup dengan "rindu"
Bingkai lamunku, mengukir rona mu ditatap hampa
Cukup dengan "rindu"
Lembut suaramu, merambat pelan bersama getar yang tergelar
Cukup dengan "rindu"
Sehimpun do'a teringkuh dalam ucap hati tersengaja
Cukup dengan "rindu"
Kurasa bayang adalah kau yang bersembunyi jenaka dibalik cahaya
Hanya takjub rindu itu tak terkekang dengan khayal
Berdesir bersama darah, buatku hidup bersama hadirmu
berisik deras melayang, menyebut sapamu di langit tidurku..
alangkah nian sebutan orang, pecinta makhluk serupa tuhan
namun jika sebab rindu saja buat mata mencipta bayang yang dicinta
maka rindu yang diminumkan tuhan pada pecinta
buat mabuk tapi berdaya
merasa diri, seakan tuhan yang menuhan
inilah.. wahai kasihku.. baru rasa itu rasa rindu
jika lain kali cinta yang menggangu hatiku,
maka biarkan mati aku terbaring di pangkuanmu